WMC dapat digunakan sebagai pusat bibit berbagai jenis mangrove yang asli
Masih dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa WMC dapat digunakan sebagai pusat bibit berbagai jenis mangrove yang asli baik dari Indonesia maupun negara lain, pusat informasi jenis, jumlah, teknik pengembangbiakan, teknis penanaman dan lainnya, sehingga bisa diakses di nasional dan internasional.
“Ke depan, kita akan bekerja sama dengan organisasi PBB, seperti FAO dan UNEP,” tegas Deputi Agung.
Di lain kesempatan, pada workshop sehari sebelum acara pembukaan ICoMIRE 2019, Asisten Deputi Lingkungan dan Kebencanaan Maritim, Sahat M. Panggabean dalam paparannya memberikan beberapa penjelasan terkait percepatan pemulihan ekosistem mangrove.
“Bahwa rehabilitasi mangrove dilakukan dengan pemeliharaan mangrove, pemberdayaan masyarakat, konservasi ekosistem, dan pengamanan kawasan. Mangrove itu bisa kita kembangkan untuk membuat pewarna batik, sirup, camilan makanan, ada juga dibuat untuk minuman, seperti gula aren, pemanis buatan. Banyak sekali produk mangrove ini bisa kita tingkatkan, tanpa harus menebang pohonnya,” ujar Asdep Sahat memberikan penjelasan mengenai manfaat mangrove.
Kegiatan itu adalah hasil kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti), Universitas Jenderal Soedirman, Pangkalan TNI AL (Lanal), dan Kec. Kampung Laut, Cilacap, dan merupakan Field Trip dari rangkaian acara International Conference on Mangrove And Its Related Ecosystems (ICoMIRE) 2019, yang pertama kalinya digelar, dan dilaksanakan di Purwokerto, pada tanggal 20 23 Agustus 2019.
Tampilkan Semua