CILACAP.INFO – Tasim Wahyudi, seorang peternak ayam pola kemitraan di kecamatan Wanareja bagikan ayam kepada warga sekitar. Bahkan ada yang dijual dengan harga murah. Hal itu ia lakukan lantaran pakan (pur) ayam dari poultry shop (PS) yang ia ikuti tak mengirimkan pakan.
PS ayam yang dia ikuti itu rupanya memberhentikan pengiriman pakan kepada para peternak yang telah menjalin Kerja sama. Hal itu disebabkan karena warung – warung dan sejumlah restaurant tutup karena sepi.
Diketahui, biasanya ayam jenis pedaging baik Broiler maupun Jantan kala masa panen, ayam itu diambil di kandang para peternak dengan dijual ke pusat kota seperti ibukota jakarta.
Namun juga ada yang dijual ke bandar-bandar guna dipasok dan dijual kembali ke rumah – rumah makan maupun restaurant.
Mengingat restaurant serta rumah makan sepi, pada akhirnya penjualan ayam skala besar yang dalam hal ini berat total sampai dengan hitungan ton pun sulit.
Dampaknya PS yang merupakan perusahaan ayam pun berhenti dalam operasional kebutuhan untuk ayam – ayam yang telah ditaruh di kandang para peternak.
Imbasnya peternak ayam pun kebingungan atas pemberhentian operasional pakan ayam itu, seperti salah satunya yakni Tasim Wahyudi di Wanareja.
Tasim menerangkan, seperti yang dilansir dari laman Gatra.com. Berdasarkan keterangan dari PS yang ia ikuti yang disampaikan oleh TS (Technical Service) atau PL (Penyuluh Lapangan). Pemberhentian pengiriman pakan itu disebabkan oleh beberapa hal, yang di antaranya sulitnya menjual ayam karena restaurant dan rumah makan juga sepi karena Covid-19.
Pemerintah telah menetapkan aturan kepada masyarakat yang dalam hal ini adalah seperti menghindari tempat keramaian atau kerumunan. Hal ini mengingat virus SARS-CoV-2 dapat menular dari manusia ke manusia lainnya dengan cepat. Dan guna mengantisipasi hal itu, maka masyarakat diminta untuk menjaga jarak (Sosial Distancing).
Imbas dari hal di atas beberapa toko, tak terkecuali rumah makan dan restaurant pun sepi Bahkan ada yang tutup dan suplai seperti daging ayam pun imbasnya menurun.
Pakan Ayam Berhenti Beroperasi, Peternak ayam Bagikan Ayam
Wahyudi menceritakan kisahnya, bahwa dampak dari hal di atas itu, lantas PS yang ia ikuti itu menyerahkan ayam – ayam itu kepada peternak.
Para peternak lantas kebingungan, pasalnya ayam yang mereka rumat (pelihara) bukannya satu dua ekor melainkan ribuan jumlahnya.
“Mau dilanjutkan agar ayam bisa berkembang normal, namun kendalanya pada modal. Maka solusinya agar ayam – ayam tidak mati kelaparan, ayam ada yang dibagikan kepada warga daripada mati.” Katanya.
Bahkan Wahyudi menceritakan terkait peternak lainnya yang juga mengalami hal serupa yakni pemberhentian operasional pakan, mereka menjualnya dengan harga murah. “Peternak lainnya Bahkan ada yang membagikannya secara gratis kepada warga dan ada juga yang dijual dengan harga jauh lebih murah dari harga DOC (Day Old Chicken).” Ungkapnya.
Adapun terang wahyudi, ayam yang ia rumat itu masih muda dengan jangka waktu panen yang masih lama, ia merumat ayam jenis Penjantan. “Ayamnya masih berumur 20 hari sedangkan ayam ini masa panennya masih lama, karena Pejantan bukan BR (Broiler).” Kata wahyudi.
Diketahui massa panen ayam pejantan ialah berumur 47’an hari, dan ayam jenis ini memang tidak rentan penyakit dibanding BR (Broiler). Namun demikian jangka waktu pemanenan ayam broiler terbilang lebih cepat.
Dalam hal perbandingan Bobot ayam pejantan dan Broiler tentu saja Broiler lebih unggul. Broiler 27 hari bisa mencapai 1 hingga 1,2 kilogram sedangkan Jantan 47 hari berkisar 1 kilogram.
Namun harga jual ayam pejantan relatif lebih mahal dibanding ayam broiler, pasalnya berdasarkan analisis, ayam penjantan rasanya mirip dengan ayam kampung. Sedangkan restaurant biasanya mencari ayam pejantan guna menggantikan ayam kampung karena daginya hampir sama.