CILACAP.INFO – Polemik yang menerpa Ayu Ting Ting (ATT) karena anaknya menjadi korban Bullying yang dilakukan oleh PMI Singapura asal Bojonogero berinisial KD membuat beberapa artis tanah air menyatakan dukungan atau support pada pelantun Alamat Palsu.
Salah satunya adalah Ivan Gunawan yang mana ikut membela ATT, akan tetapi saat membela sang biduan tersebut, Ivan Gunawan atau Igun menyinggung tentang profesi Pembantu.
Pernyataan itu lantas dinilai kurang patut, hingga sejumlah Pembantu Rumah Tangga (PRT) dan PMI melayangkan surat terbuka.
Salah satu yang melayangkan surat terbuka ialah PRT asal Cilacap yang juga merupakan Koordinator Komunitas Cilacap di Hong Kong, Sri Martuti.
Dijumpai Cilacap.info di dalam akun Facebook Sri Martuti dengan nama Judy Houyai, ia tampak menuliskan status yang menyayangkan pernyataan Igun yang mana dapat menyakiti perasaan para PRT.
Adapun isi surat tersebut, seperti berikut:
SURAT TERBUKA UNTUK Super Duper Mega Bintang Ivan Gunawan
Kepada Yang Terhormat Kak (Maaf saya panggil Kak) Ivan Gunawan (Igun). Semoga Kakak senantiasa dalam keadaan sehat wal afiat.
Perkenalkan saya Judy, Pekerja Migran Indonesia (PMI) Hong Kong asal Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, ingin mengucap salam perkenalan sekaligus ucapan penyesalan yang amat mendalam atas gagalnya Kakak dalam menjunjung tinggi nilai nilai toleransi, juga ucapan bela sungkawa atas matinya rasa simpati dan empati Kakak terhadap kaum minoritas.
Kakak yang terhormat, saya ingin mengomentari video Kakak yang saat ini sedang viral di Media Sosial terkait cuitan Kakak yang begitu santai men-deskreditkan dan meremehkan profesi “pembantu”.
Secara pemahaman saya yang “hanya” seorang TKI (pembantu menurut istilah Kakak), apa yang Kakak pertontonkan itu saya lihat amat sangat tidak pantas dan tidak layak dipertunjukkan oleh seorang Public Figure, artis papan atas yang secara kasat mata adalah kaum intelektual dan high class.
Lingkungan Kakak adalah lingkungan para elite yang sebenarnya memiliki lebih banyak tatanan kesopanan dibanding lingkungan dimana kami hidup, tinggal dan dibesarkan.
Lingkungan dan pergaulan Kakak yang saya rasa pasti adalah lingkungan yang dipenuhi aura positif karena mampu membuat kami terhipnotis oleh pesonanya, dimana dalam banyak hal, apa yang Kakak ucapkan dan lakukan adalah menjadi tuntunan serta sedikit banyak kami jadikan panutan karena mampu mempengaruhi pola pikir dan sikap serta tindakan kami.
Saya begitu shock ketika melihat tayangan yang memiliki durasi memang tak panjang itu, tetapi cukup menohok rasa kemanusiaan juga rasa “kesantunan”.
Begini Kakak, tak ada satupun manusia dibelahan bumi ini yang menginginkan dan memiliki cita cita untuk menjadi pembantu. Tidak ada Kak. Tapi takdir yang kemudian menjadikan kami bekerja sebagai seorang pembantu, jenis pekerjaan yang menurut sebagian besar masyarakat kita adalah pekerjaan rendah, hina, nista dan pekerjaan kaum sudra.
Tapi pernahkah Kakak pahami, bahwa pekerjaan pembantu ini memiliki kontribusi yang luar biasa dalam setiap sendi kehidupan, termasuk dalam kehidupan Kakak.
Disaat Kakak memiliki begitu banyak kesibukan, tanpa pembantu maka Kakak tak akan sanggup dan bisa menyelesaikan semua aktivitas Kakak sehingga Kakak bisa menjadi artis yang perfeksionis seperti saat ini.
Mungkin perlu diluruskan, pembantu juga bukan saja hanya di klaim sebagai pekerjaan kotor dan kasar, tapi siapapun orang yang bekerja pada orang lain atau perusahaan atau instansi, mereka juga disebut sebagai pembantu.
Bahkan Presiden kita, Bapak H. Ir. Joko Widodo dan segenap jajaran Kabinet juga adalah pembantu…Beliau semua adalah Pembantu bagi Rakyat Indonesia, karena majikan beliau semua adalah seluruh Warga Negara Indonesia.
Kakak tentu juga belum lupa bahwa Mantan Menteri Tenaga Kerja kita, Bapak Muhamad Hanif Dzakiri, beliau juga adalah putra dari seorang TKI (pembantu).
Kakak Igun yang baik, pernahkah Kakak mencoba sedikit saja memahami bahwa Pembantu terkhusus Pembantu di Luar Negeri, Kami pun dituntut untuk memiliki skill dan IQ yang bukan kategori IQ rendah Kak, karena persyaratan untuk menjadi pembantu di luar negeri sangatlah tidak mudah.
Jangan rendahkan kami karena kami pun tak pernah meminta atau merepotkan siapapun.
Perlu Kakak tahu, Remittance yang kami lakukan adalah sumber devisa terbesar kedua setelah migas, yang dialokasikan oleh pemerintah untuk pembangunan di dalam negeri yang sebenarnya kami pun tak pernah menikmatinya dan karenanya kami mendapat gelar Pahlawan Devisa (meski kami tak butuh gelar apapun).
Kami pun adalah wajib pajak yang taat Kak, dimana sumber pajak dari kami juga kami percayakan pada negara untuk mengelolanya demi kemaslahatan saudara saudara kami di tanah air.
Saya paham, apa yang Kakak lakukan adalah bentuk simpati dan empati pada Sahabat baik Kakak yang saat ini sedang mengalami perundungan. Tapi akan menjadi bumerang manakala Kakak pun kemudian melakukan hal yang sama. Lantas apa bedanya Kakak dengan pelaku perundungan tersebut?
Saya tidak pernah membenarkan apapun jenis perundungan, termasuk perundungan yang dilakukan oleh teman seperjuangan dan seprofesi kami . Tapi bisakah kita semua sebagai Bangsa yang berbudaya dan bangsa yang taat hukum untuk memasrahkan semuanya pada pihak yang berwajib?
Jangan lantas kita menjadi jumawa dan melangkahi tugas serta wewenang dari aparat hukum. Kita masing masing memiliki tugas dan tugas untuk menghukum pelaku perundungan adalah tugas dari aparat yang berwajib.
Orang sebaik Kakak tak layak untuk mengotori mulut, tangan dan jari dengan menyakiti orang lain. Jangan Kak….!!
Biarkan pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya, HANYA DIA..jangan kami Kak….! Sangat tidak adil bila kemudian Kakak menyebut profesi kami.
Satu lagi yang ingin saya sampaikan, pembantu seperti kami lah yang sangat loyal membantu Kakak dalam proses Kakak Go International untuk produk produk Usaha Kakak.
Sebagian besar dari kami adalah Reseller terbaik Kakak, sales promotion dan Ambassadors dari produk produk Kakak…Tak terlihat memang, tapi kami lah konsumen yang penuh loyalitas dan totalitas Kak…
Menjadi Influencer dadakan seperti kami, sudah biasa kami lakukan Kak…tanpa imbalan…tanpa balasan…tanpa pengakuan…karena kami bangga ketika kami melihat produk produk bangsa kami (termasuk produk Kakak) ada di negara asing…
Pun termasuk saat anak didik Kakak masuk dalam ajang kecantikan dunia, kami para pembantu ramai ramai support dengan share tagar, like dan apapun yang bisa kami lakukan agar perwakilan negara kami bisa melaju menjadi pemenang. Dan lagi lagi itu semua kami lakukan dalam diam…tanpa butuh pengakuan, Kak….
Melihat aksi Kakak kemarin, hati kami merasa tersakiti…jiwa kami memberontak…. Siapa yang harus kami ikuti dan turuti sikapnya??? Siapa yang harus kami bela dan hargai????
Kami memang hanya rakyat kecil…rakyat yang mungkin memang tak pernah ada dalam bayangan Kakak tentang nasib dan masa depan kami…tapi kami ini NYATA….KAMI ADA..!!!!
Jangan biarkan kami menjadi pribadi yang apatis hanya karena ego dan tindakan ceroboh Kakak….
Sudahi ini Kak, jangan taburkan benih perpecahan karena sesungguhnya kita semua adalah sama…Tuhan ciptakan kita dengan derajat yang sama…apapun latar belakang dan pekerjaan kita.
Kami pun tak pernah mengeluh karena kami sadar bahwa Tuhan dalam memberikan rizkinya tidak pernah tertukar.
Ajari kami untuk tetap menjadi warga yang baik…ajari kami untuk tetap menjadi netizen yang memiliki nilai etika tinggi karena menghargai artis idolanya…ajari kami untuk tetap menjadi masyarakat yang memiliki akhlak yang mulia karena memuliakan rasa simpati, empati, toleransi dan solidaritas.
Kakak adalah panutan masyarakat, cobalah berikan contoh yang baik kepada kami.
Mohon maaf atas kelancangan saya yang “hanya” seorang TKI yang merasa miris, sedih dan kecewa atas sikap Kakak yang terhormat.
Doa terbaik dari saya, semoga Kakak sehat selalu.
Wah Kwai, 7 Agustus 2021
Salam Sehat dan Salam Santun,
Judy Houyai Judy Houyai (Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong)