Arab Saudi akan Gelar Ibadah Terbatas

cilacap info featured
cilacap info featured

RIYADH, CILACAP.INFO – Pemerintah Arab Saudi telah memutuskan untuk tetap menyelenggarakan ibadah haji tahun ini. Namun jumlah jamaah akan dibatasi guna mencegah penyebaran mengungkapkan keputusan itu diambil guna memastikan pelaksanaan ibadah haji tetap aman. Ia pun akan memantau semua tindakan pencegahan dan penerapan protokol penjarakan sosial guna mencegah adanya penularan Covid-19 di kalangan jamaah.

Pada bulan Februari akhir lalu, bahwa Arab Saudi memutuskan menangguhkan sementara kedatangan umat Muslim dari berbagai negara yang ingin melaksanakan umrah. Penangguhan tersebut diberlakukan untuk warga Saudi 4 Maret 2020.

Kemudian pada pertengahan Maret, Saudi mulai menangguhkan salat berjamaah di masjid. Semua hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Namun, Saudi juga telah memutuskan untuk mencabut pembatasan sosial di seluruh wilayah negaranya pada Ahad (21/6) kemarin. Itu menjadi upaya Riyadh untuk kembali menjalani aktivitas normal di tengah pandemi Covid-19.

Dalam pengumuman yang dirilis Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan semua kegiatan ekonomi dan komersial diizinkan beroperasi kembali. Selain daripada itu penerapan protokol kesehatan juga tetap harus dipatuhi.

Setiap warga yang ke luar rumah atau berada di tempat umum diwajibkan mengenakan masker. Pertemuan lebih dari 50 orang dilarang keras. Mereka yang mengabaikan peraturan tersebut akan disanksi.

Masjid-masjid di Makkah pun bersiap menggelar kembali salat berjamaah setelah ditangguhkan selama tiga bulan terakhir. Namun Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan semua perjalanan internasional akan tetap ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut. Perbatasan darat serta laut pun tetap ditutup.

Sejauh ini Saudi memiliki 161 ribu kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 1.307 jiwa. Hampir enam bulan sejak kasus Covid-19 pertama ditemukan, hingga saat ini angka penularan Covid-19 masih terus meningkat.

Menurut worldometers.info, hingga 22 Juni 2020, sudah 9 juta warga dunia yang terinfeksi virus Corona. Jumlah mereka yang meninggal dunia mencapai 471.040 kasus, sedangkan yang berhasil sembuh mencapai 4.850.718 kasus.

Tingginya angka penularan dan belum ada vaksin maupun obat yang bisa digunakan untuk menangani virus ini berimbas pada banyak hal. Ibadah umroh dan haji yang merupakan ziarah terbesar umat Islam ikut terkena dampaknya. Februari 2020, pemerintah Arab Saudi membatalkan ziarah umroh dan menutup Kabah untuk sementara waktu. Hingga saat ini, penutupan tersebut belum dibuka secara penuh.

Dengan demikian, pemerintah Arab Saudi mengambil keputusan, akan membatalkan ibadah haji 1441 H/2020 M dalam jumlah sangat terbatas penyelenggarakannya. Indonesia sebagai negara penyumbang jemaah haji terbesar di dunia memutuskan membatalkan pemberangkatan jemaah haji untuk tahun ini.

Indonesia menjadi negara pertama yang membatalkan keberangkatan haji ke Mekah. Menteri Agama Fachrul Razi memutuskan membatalkan keberangkatan haji untuk ibadah tahun 1441 H atau 2020 M. Pemerintah Indonesia menimbang alasan kesehatan sebagai faktor utama pembatalan tersebut. Apalagi, Arab Saudi tak kunjung memberikan keputusan soal pengelolaan ibadah haji di era pandemi Covid-19 ini.

Indonesia adalah negara dengan jumlah jemaah haji terbanyak di dunia. Setiap tahun, kuota haji dari Indonesia mencapai 221.000 jiwa.(***) Aji Setiawan

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait