CILACAP.INFO – Faktor Alam seperti Sedimentasi menyebabkan Laguna Segara Anakan Kampung Laut semakin dangkal dan juga menyempit.
Selain itu pembabatan hutan mangrove menjadikan tempat tersebut beralih fungsi menjadi pertanian dan tambak.
Faktor lain yang disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri yakni pembuangan limbah rumah tangga, seperti sampah plastik ke sungai yang menuju Laguna Segara Anakan.
Akibatnya populasi Sidat di Laguna Segara Anakan semakin sulit didapatkan, imbasnya produksi sidat menurun drastis.
Padahal dahulu sekira 10 tahun yang lalu, kawasan tersebut merupakan penghasil sidat terbanyak. Selain itu juga terkenal sebagai pemasok benih ikan sidat terbesar di indonesia.
Baca Juga : Tingginya Permintaan Ikan Sidat dari Negara Asia Timur
Kendati tidak banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, Namun permintaan Ikan Sidat dari sejumlah negara cukup tinggi.
“Benih ikan sidat memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Harga glass eel di tingkat nelayan saja dapat mencapai Rp. 1,8 juta per kilogram. Padahal itu dilakukan dengan hanya menggunakan alat tangkap anco dengan perahu tanpa motor dan motor tempel.” Ujar M. Zulficar Mochtar tahun lalu.
“Negara yang kita kenal memiliki konsumsi ikan sidat yang tinggi adalah negara-negara Asia Timur seperti Korea, Jepang, Taiwan, dan Tiongkok. Permintaan sidat dari negara-negara ini terus mengalami peningkatan.” Katanya seperti yang dilansir dari laman KKP.
Sementara itu, info terkini, masyarakat baik kelompok tani dan nelayan berharap, agar Laguna Segara Anakan dikembalikan agar menjadi habitatnya ikan termasuk sidat. Yakni dengan cara reboisasi dan juga pengerukan secara besar-besaran.